I. Sejarah Pariwisata Dunia
Perkembangan
pariwisata dunia secara umum dibagi menjadi 3 tahap yaitu ; Jaman pra
sejarah ( pre history), jaman sejarah dan jaman setelah sejarah ( post
history ).
1. Sebelum jaman Modern (sebelum tahun 1920) :
- Adanya
perjalanan pertama kali dilakukan oleh bangsa – bangsa primitif dari
satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk kelangsunga hidup.
- Tahun
400 sebelum masehi mulai dianggap modern karena sudah mulai ada muhibah
oleh bangsa Sumeria dimana saat itu juga mulai ditemukan huruf, roda,
dan fungsi uang dalam perdangangan.
- Muhibah wisata pertama kali dilakukan oleh bangsa Phoenesia dan Polynesia untuk tujuan perdanganan.
- Kemudian Muhibah wisata untuk bersenang – senang pertama kali dilakukan oleh Bangsa Romawi pada abad I
sampai abad V umumnya tujuan mereka bukan untuk kegiatan rekreasi
seperti pengertian wisata dewasa ini, tetapi kegiatan mereka lebih
ditujukan untuk menambah pengetahuan cara hidup, sistem politik, dan
ekonomi.
- Tahun 1760 – 1850 terjadinya revolusi industri mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat antara lain :
a. Dalam
struktur masyarakat dan ekonomi Eropa terjadi pertambahan penduduk,
urbanisasi, timbulnya usaha – usaha yang berkaitan dengan pariwisata di
kota – kota industri, lapangan kerja meluas ke bidang industri,
pergeseran penanaman modal dari sektor pertanian ke usaha perantara
seperti Bank, termasuk perdangan Internasional, Hal – hal inilah yang
menciptakan pasar wisata.
b. Meningkatnya tehnologi transportasi/sarana angkutan.
c. Munculnya Agen Perjalanan.
Biro Perjalanan pertama kali di dunia adalah Thomas Cook & Son Ltd. Tahun 1840 (Inggris) & American Express Company Tahun 1841 (Amerika Serikat).
d. Bangkitnya Industri Perhotelan.
e. Munculnya literatur – literatur mengenai usaha kepariwisataan, antara lain : “Guide du Hotels to france ‘ oleh Michelui ( 1900), “ Guide to Hotels “ oleh Automobile Association (1901)
f. Berkembangnya
daerah – daerah wisata di negara Mesir, Italia, Yunani, dan Amerika.
Perjalanan tersebut diatur dan dikoordinasikan oleh Thomas Cook & Son Ltd. Pada sekitar permulaan abad ke 19 yaitu tahun 1861.
2. Pariwisata Dalam Dunia Modern
Yang
dimaksud dengan dunia modern adalah sesudah tahun 1919. Hal ini
ditandai dengan pemakaian angkutan mobil untuk kepentingan perjalanan
pribadi sesudah perang dunia I (1914 – 1918). Perang Dunia ini memberi
pengalaman kepada orang untuk mengenal negara lain sehingga
membangkitkan minat berwisata ke negara – negara lain. Sehingga dengan
adanya kesempatan berwisata ke negara lain maka berkembang pula arti
pariwisata Internasional sebagai salah satu alat untuk mencapai
perdamaian dunia , dan berkembangnya penggunaan sarana angkutan dari
penggunaan mobil pribadi ke penggunaan pesawat terbang berkecepatan
suara. Pada thaun 1914 Perusahaan Kereta Api di Inggris mengalami
keruntuhan dalam keuangan sehingga diambillah kebijaksanaan :
- kereta api yang bermesin uap diganti menjadi mesin diesel dan mesin bertenaga listrik .
- pengurangan jalur kererta api yang kurang menguntungkan
Pada masa ini pula timbul sarana angkutan bertehnologi tinggi seperti mobil, pesawat sebagai sarana transportasi wisata yang lebih nyaman dan dan lebih cepat.
3. Perkembangan Sarana Angkutan di Abad XX
Pada abad ini perkembangan pariwisata banyak dipengaruhi oleh perkembangan saran angkutan :
a. Motorisasi
yaitu sarana angkutan yang berkekuatan motor tenaga listrik sebagai
pengganti mesin bertenaga uap. Akibat dari motorisasi ini adalah :
galaknya wisata domestik, tumbuhnya penginapan – penginapan di sepanjang jalan raya, munculnya pengusaha – pengusaha bus wisata ( coach) tahun 1920, dan munculnya undang – undang lalu – lintas di Inggris tahu 1924 – 1930.
b. Pesawat udara
Sebelum
perang dunia II pesawat udara dipakai hanya untuk kepentingan komersial
seperti pengangkutan surat – surat pos, paket- paket, dan lain – lain
tetapi sejak tahun 1963 mulai diperkenalkan paket perjalanan wisata
dengan menggunkan pesawat terbang seperti pesawat supersonik dan
concorde dimana poerjalanan dapat ditempuh dengan nyaman dan waktu yang relatif singkat.
c. Timbulnya Agen perjalanan, Agen perjalanan umum, dan Industri Akomodasi.
Hal ini banyak disebabkan karena meningkatnya pendapatan per kapita penduduk terutama
di negara – negara maju seperti : Eropa, Amerika, Jepang, dan negara
lainnya, naiknya tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi rasa
ingin tahu terhadap negara – negara luar.
II. Pariwisata Di Indonesia
Sejarah Pariwisata Di Indonesia dibagai menjadi 3 bagian yaitu :
1. Masa Penjajahan Belanda
Kegiatan
kepariwisataan masa itu dimulai sejak tahun 1910 – 1920, sesudah
keluarnya keputusan Gubernur Jendral atas pembentukan Vereeneging
Toesristen Verker (VTV) yang merupakan suatu badan atau official tourist bureau pada masa itu. Kedudukan VTV selain sebagai tourist goverm,ent office juga bertindak sebagai tour operator atau travel agent.
Meningkatnya
perdanganan antara Benua eropa dan negara – negara di Asia dan
Indonesia pada khususnya, mengakibatkan ramainya lalulintas orang –
orang yang bepergian ke daerah ini dengan motif yang berbeda – beda
sesuai dengan keperluan masing – masing. Untuk dapat memberikan
pelayanan kepada mereka yang melakukan perjalananmaka berdirilah suatu
Travel Agent di Batavia pada tahun 1926 yaitu Linssonne Lindeman (LISLIND) yang berpusat di Negeri Belanda dan sekarang dikenal dengan nama NITOUR (Netherlanshe Indische Touristen Bureau).
Pada masa penjajahan Berlanda dapat dikatakan bahwa kegiatan
kepariwisataan hanya terbatas pada kalangan orang – orang kulit putih
saja, sehingga perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang
kepariwisataan adalah juga monopoli Nitour, KLM, dan KPM masa itu.
Keadaan Akomodasi
Walaupun
kunjungan wisatawan pada masa itu masih sangat terbatas, anamun di
beberapa kota dan tempat di Indonesia telah didirikan hotel untuk
menjamin akomodasi bagi mereka yang berkunjung ke daerah Hindia
Belanda.Pertumbuhan usaha akomodasi baru dikenal pada abad ke 19, itupun
terbatas pada kota – kota besardekat pelabuhan. Fungsi hotel yang utama
hanya melayani tamu – tamu atau penumpang yang kapal yang baru datang
dari Belanda ataupun negara eropa lainnya yang kemudian dibawa dengan
menggunkan kereta – kereta yang ditarik dengan beberapa kuda karena
belum ada kendaraan bermotor atau mobil.
Menginjak
abad ke 20 barulah hotel – hotel mulai berkembang ke kota daerah
pedalaman seperti losmen atau penginapan . Semenjek itulah fungsi hotel
mulai dirasakan oleh masyarakat banyak dan orang – orang menempatkan
dirinya sesuai dengan kemampuan dan derajatnyamasing – masing. Kemudian
dari hal itu kita mengenal istilah penginapan besar (hotel) dan
penginapan kecil (losmen).
Berikut ini dapat dilihat jumlah hotel dan kamar yang tersedia di beberapa kota penting di Indonesia tahun 1933 :
Tabel 1.1.
Jumlah Hotel dan Kamar Pada Beberpa Kota penting di Indonesia
KOTA
|
HOTEL
|
KAMAR
|
JENIS KAMAR
|
Medan
|
10
|
353
|
Double/Single
|
Jakarta
|
37
|
1.601
|
Double/Single
|
Bandung
|
26
|
999
|
Double/Single
|
Surabaya
|
39
|
1.123
|
Double/Single
|
Denpasar
|
2
|
63
|
Double/Single
|
Jumlah
|
114
|
4.139
|
Double/Single
|
Sumber : Himpunan Perintis Kepariwisataan Indonesia
Keadaan Transport
Satu
– satunya airlines yang menghubungkan Indonesia dengan Belanda waktu
itu adalah KLM yang mempunyai kedudukan monopoli untuk operasi membawa
penumpang antara kedua daerah ini. Seperti halnya dengan KLM, dalam
tahun 1927 angkutan laut juga dimonopoli oleh
KPM. Sedangkan angkutan penumpang dengan menggunkan kereta api baru
efektif di Pulau Jawa pada tanggal 1 Oktober 1927. Pada waktu itu para
penumpang yang hendak bepergian ke Pulau Jawa harus melakukan reservasi
tempat duduk tiga jam sebelum kereta api berangkat.
Pada tahun 1927 kegiatan tour sudah mulai dikembangkan terutama di Pulau Jawa dan Sumatra yang diorganisir oleh LISLIND (Lissonne Lindeman) seperti misalnya :
- Ffourteen days in Java motor ar and train combination tour operated by LSLIND
- Fourteen days in Sumatra.
Kebudayaan
Dalam
tahun 1927 ternyata sudah datang ke daerah ini orang – orang penting
yang kenamaan untuk mempelajari kebudayaan Indonesia, terutama tentang
kesenian Jawa dan Bali, antara lain :
- Mr.
Leopold Chaikoswky, Conductor of syimphony orchestra Philadelpia is
expected to arrive at Java shortly for the purpose of making a study of
Javanesse music.
- Dr.
Rabindranath Tagore is expected to visit Java early in August, wit the
object of studying the influence of Hinduism on javanese religious
concepts.
Promosi
Tahun 1913
Dalam tahun ini Vereneging
Teoristen Verker (VTV) menerbitkan sebuah Guide Book yang bagus sekali
mengenai daerah – daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, banten, dan Tanah Toraja di Sulawesi.
Tahun 1923
Pada tahun ini beredar surat kabar mingguan yang merupakan Java Touriost Guide yang isinya antara lain mengenai Express Train Service, News from abroad in Brief, who-where-when to hotels, postal news, dan sebagainya.
Tahun 1926
Pada
tahun ini sudah banyak promotion materials yang telah dipersiapkan oleh
badan – badan atau perusahaan yang bergerak dalam bidang
kepariwisataan. Di luar negeri, yakni di Belanda pernah diterbitkan
sebuah majalah “Tourism” yang banyak mempromosikan Indonesia antara lain :
- come to Jaca, yang merupaan complete guide to Java
- Bandung, the mountain city to Netherland India
- Bandoeng
- Batavia, queen city of east
- The wayang wong or wayang orang
- Dan sebagainya
Dalam
tahun 1926, berdasarkan catatan yang ada, diketahui bahwa jumlah
wisatawan yang mendatangi kantor VTV Batavia untuk meminta informasi
mengenai tour adalah sebagi berikut :
Tabel 1.2
Statistik kunjungan wisatan tahun 1926
NO |
BULAN
|
JUMLAH WISATAWAN (orang)
|
1
|
Juni
|
391
|
2
|
Juli
|
466
|
3
|
Agustus
|
1.259
|
4
|
September
|
2.070
|
5
|
Oktober
|
1.820
|
6
|
November
|
1.271
|
7
|
Desember
|
870
|
Sumber : Himpunan Perintis Kepariwisataan Indonesia
2. Masa Pendudukan Jepang
Berkobarnya perang dunia II yang disusul dengan pendudukan tentara
Jepang di Indonesia, menyebabkan kedaan kepariwisataan menjadi
terlantar. Dapat dikatakan bahwa orang – orang tidak ada gairah atau
kesempatan untuk mengadakan perjalanan. Objek –
obje wisata tinggal terbengkalai, jalan – jalan rusak karena ada
penghancuran jembatan – jembatan untuk menghalangi musuh masuk.
Perhotelan sangat menyedihkan karena banyak hotel yang diambiloleh
pemerintah Jepang untuk dijadikan rumah sakit, dan asrama sebgai empat
tinggal perwira – perwira Jepang.
Setelah
jatuhnya bom di Hiroshima dan Nagasaki, inflasi terjadi di mana – mana
yang mengakiatkan keadaan ekonomi rakyat tambah parah.
3. Setelah Indonesia Merdeka
Pada
tahun 1946, sebagai akibat perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Tanah Air Indonesia dari cengkraman penjajahan Belanda, maka
pemerintah menghidupkan kembali industri – industri yan mendukung
perekonomian. Demikian juga di bidang pariwisata, perhotelan mendapat
perhatian dari pemerintah, sehingga dikeluarkanlah Surat Keputusan Wakil
Presiden RI waktu itu (DR. Moch. Hatta) tentang pendirian suatu badan
yang bertugas unytuk melanjutkan perusahaan hotel bekas milik Belanda.
Badan ii bernama HONET (hotel national & Tourism). Semua hotel yang
berada di bawah manajemen HONET diganti namanya menjadi Hotel MERDEKA.
Dengan
adanya perjanjian KMB (konfrensi Meja Bundar) dalam tahun 1949 maka
menurut perjanjian itu semua harta kekayaan harus diembalikan kepada
pemiliknya. Karena itu HONET dibubarkan dan dibentuklah satu – satunya
badan hukum milik Indonesia sendiri yang bergerak dalam bidang
pariwisata yaitu NV HONET. Pad tahun 1953 dibentuklan oranisasi yang bernama Serikat Gabungan Hotel dan Tourisme Indonesia
(SERGAHTI) yang beranggotakan hampir seluruh hotel di Indonesia namun
keberadan badan ini tidak berlangsung lama karena tidak terlihat
kemungkinan penerobosan dari peraturan pengendalian harga. Pada thun
1955 oleh Bank Industri Negara didirikan suatu Perseroan Terbatas dengan
nama PT. NATOUR Ltd.( National Hotel & Tourism Corp.). Natour ini
memiliki anggota antara lain : Hotel Transaera (Jakarta), Hotel Bali dan
Sindhu Beach, Kuta Beach, dan Jayapura Hotel.`
4. Babak Baru Dalam Kepariwisataan Nasional
Banyak
usaha kegiatan kepariwisataan yang telah dirintis pleh Lembaga
Pariwisata Nasional, walaupun lembaga ini sendiri banyak mengalami
kesukaran sebgai akibat penyesuaian dengan struktur organisasi
kepariwisataan yang coba – coba dalam penerapannya. Di sini kita dapat
melihat kegairahan untuk berusaha dalam industri pariwisata yang
ditandai dengan dibangunnya hotel – hotel baru atau memperbaiki yang
telah bobrok di masa lalu. Lines penerbangan domestik mulai beroperasi
mulai meningkatkan mutu pelayanan , pengusaha Travel Agent mulai membuka
operasi tournya di dalam maupun di luar negeri, yang diikuti dengan
bertambah banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia.
Kunjungan
Wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia dari tahun ke tahun
cenderung, terus meningkat. Kalau kita perhatikan sejak pelita I tahun
1969 jumlah wisatawan relatif masih rendah yaitu 86.100 saja. Di akhir
tahun 1973, jumlah wisatawan meningkat menjadi 270.300 orang. Jadi dalam
pelita I sudah terjadi peningkatan sebesar 214 %. Pada akhir pelita II
tahun 1978 jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 468.600
orang, dan akhir pelita III tahun 1983 meningkat
lagi menjadi 638.000 orang. Hal yang sama terjadi pada pelita IV tahun
1989 wisman yang berkunjung tercatat 11.626.000 orang. Peningkatan yang
sangat mencolok terjadi antara tahun 1984 – 1988 dengan pertumbuhan rata
– rata 15 % tiap tahunnya, kemudian pertumbuhan yang lebih besar
terjadi pada periode 1989 – 1991 dengan kedatangan wisman rata – rata
sebesar 36,2 % tiap tahunnya. Kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun
1992 ternyata melebihi target 3 juta orang dengan demikian kunjungan
wisman ke Indonesia meningkat 16,7 %.
III. Sejarah Pariwisata Bali
Kalau
pada zaman Romawi orang melakukan perjalanan wisata karena kebutuhan
praktis, dambaan ingi tahu dan dorongan keagamaan maka pada zaman Hindu
di Nusantara/Indonesia khususnya di Bali telah terjadi pula perjalanan
wisata karena dorongan keagamaan. Perjalanan Rsi Markandya sekitar abad
ke – 8 dari Jawa ke Bali telah melakukan perjalanan dengan membawa misi –
misi keagamaan, demikian pula Mpu Kuturan yang
mnegmbangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad ke 11 kemudian
Dang Hyang Nirartha ( Pedanda Sakti wawu Rauh) pada abad ke –16 datang
ke Bali sebagai misi keagamaan dengan titik berat pada konsep upacara.
Perjalanan wisata Internasional di Bali telah dimulai permulaan abad ke-20 dimana
sebelumnya Bali diketem7kan oleh orang Belanda tahun 1579 yaitu oleh
ekspedisi Cornelius De Houtman dalam perjalananya mengelilingi dunia
untuk mencari rempah – rempah lalu sampai di Indonesia. Dari pulau Jawa
misi tersebut berlayar menuju ke timur dan dari kejauhan terlihatlah
sebuah pulau yang merimbun. Setelah mereka mendarat, ternyata mereka
tidak menemukan rempah – rempah tetapi suatu kehidupan dengan kebudayaan
yang menurut pandangan mereka sangat unik, tidak pernah dijumpai di
daerah lain selama mereka mengelilingi dunia , alamnya sangat indah dan
mempunyai daya tarik tersendiri. Pulau ini dinamakan Bali oleh
penduduknya. Inilah yang mereka laporkan kepada raja Belanda pada waktu
itu.
Kemudian
pada tahun 1920 mulailah wisatawan dari eropa datang ke Bali. Al ini
terjadi berkat kapal – kapal dagang Belanda yaitu KPM (Koninklijke
Paketacart Maatsckapy) yang dalam usahanya mencari rempah – rempah ke
Indonesia, lalu mereka memperkenalkan Bali di eropa sebagai “The Island
Of God”. Dari para wisatawan yang mengunjunfi
Bali terdapat pula beberapa seniman baik seniman sastra, seniman lukis,
maupun seniman tari antara lain :
1. Seniman Sastra :
a. Dr.
Gregor Krause adalah orang jerman yang dikirim ke Indonesia bertugas ke
Bali tahun 1912 yang ditugaskan untuk membuat tulisan – tulisan dan
foto – foto mengenai tata kehidupan masyarakat Bali. Bukunya telah
menyebar ke seluruh dunia pada tahun 1920, dan pada waktu itu Dr. Gregor
Krause tinggal di Bangli.
b. Miguel Covarrubias dengan bukunya “The Island Of Bali” ( 1930)
c. Roelof Goris dengan bukunya Prasasti Bali.
d. Lovis Conperus (1863 – 1923) dengan bukunya easwords ( melawat ke timur) memuji tentang Bali terutama Kintamani.
e. Magaret Meat
f. Collin Mc. Phee
g. Jone Bello
2. Seniman Lukis :
a. R. Bonet mendirikan useum Ratna Warta
b. Walter
Spice (1925) bersama Tjokorda mendirikan yayasan Pita Maha. Disamping
dikenal sebagai pelukis ia juga mengarang buku dengan judul Dance and
Drama in Bali.
c. Arie Smith yang membentuk aliran “Young Artist”
d. Le Mayeur dari Belgia (1930) mengambil istri orang Bali dan mendirikan Museum Le Mayeur
e. Mario Blanco (Spanyol) mengambil istri orang Bali dan menetap di Ubud.
Banyak
lagi seniman – seniman baik asing maupun nusantara yang yang mengambil
objek baik lukisan maupun tulisan mengenai Bali. Penyebaran informasi
mengenai Bali baik melalui tulisan maupun serita dari mulut ke mulut
menyebabkan Bali dikenal di mancanegara.
Untuk
mengantisipasi kedatangan wisatawan yang datang ke Bali, pada tahun
didirikanlah hotel pertama di Bali yaitu Hotel Bali yang terletak di
jantung kota Denpasar. Nama Bali semakin terkenal setelah pada tahun
1932 rombongan Legong Peliatan melanglang buana ke eropa dan Amerika
atas prakarsa orang – orang asing , dan pada tahun – tahun berikutnya
makain banyak seniman – seniman tari Bali yang
diajak melanglang buana ke mancanegara sehingga hal ini membuat kesenian
Bali semakin dikenal di luar negeri. Berbagai julukan diberikan kepada
Bali antara lain :
- The Island of Gods
- The Island of paradise
- The Island of Thousand Temples
- The Morning of The world oleh Pandit Jawahral Nehru
- The Last Paradise onEarth dan lain sebagainya.
Kesemarakan
pariwisata Bali pernah terhenti karena meletusnya Perang Dunia I tahun
1939 – 1941 dan Perang Dunia II tahun 1942 – 1945 dan dilanjutkan dengan
Perang Kemerdekaan RI tahun 1945 – 1949. Baru pada tahun 1956
kepariwisataan Bali dirintis kembali, pada tahun
1963 didirkan Hotel Bali Beach dan diresmikan pada Bulan November 1966.
Hotel ini dibangun sebelum ada ketentuan bahwa bangunan di Bali
tingginya maksimal 15 meter atau setinggi pohon kelapa. Hotel Bali Beach
dibangun atas biaya dari rampasan perang Jepang. Hotel ini pernah
terbakar tanggal 20 Januari 1993, tetapi terjadi suatru keanehan yaitu
kamar nomor 327 satu – satunya kamar yang tidak terbakar sama sekali.
Hotel Bali Beach diresmikan pada Bulan November 1966, maka Bulan Agustus 1969 diresmikan Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai pelabuhan Internasional. Kepariwisataan di Bali
dilaksanakan secara lebih intensif, teratur, dan terencana yaitu ketika
mulai dicanangkan Pelita I pada tanggal 1 April 1969.